Xavi mengatakan sering melihat Saydo Keita, pemain Barcelona yang Muslim, shalat dengan memanfaatkan ruang yang ada. Menurutnya, apa yang dilakukan rekannya itu tidak mengganggu siapapun. “Saat seorang meminta ruangan untuk shalat, kami pun mengabulkan permintaannya. Demikian pula dengan Eric Abidal dan Ibrahim Afellay, mereka juga Muslim,” ungkap Xavi.
Yang menarik dari pengamatan Xavi dari agama yang diyakini ketiga rekannya itu adalah saat bulan suci Ramadhan. Ia mengaku heran, bagaimana seorang pesepakbola harus menahan lapar dan haus selama 12-15 jam. Apalagi dalam cuaca yang begitu panas.
“Saya pikir, ini adalah sebuah kewajiban bagi umat Islam. Kita harus menghormatinya. Kami juga memiliki ritual yang kami patuhi,” kata dia.
Xavi mengatakan sepakbola dan Barcelona mengikat secara emosional individu-individu beragam. “Sepakbola menyatukan agama dan budaya. Barcelona merupakan contoh bagaimana beragam agama dan budaya menyatu,” pungkas dia. (Al-Arabiya/Republika).*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar